Langsung ke konten utama

Kenthongan dan Preman kampung

Kenthongan dan Preman kampung

menghadapi bulan puasa ,selalu mengingatkan pada kampung tempo dulu. pada saat jelang buka puasa kami (yang masih berusia belasan tahun) pada saat itu, pasti sudah bergerombol di halaman masjid untuk menantikan bedug di tabuh.Begitu bedug di bunyikan serta merta kami bersorak dan berlari ke dalam mesjid untuk mendapatkan takjil walaupun waktu itu puasa kami belum full sehari.di lanjutkan dengan sholat maghrib bersama,setelah itu kami pulang ke rumah masing-masing untuk berbuka puasa penuh.setelahnya kembali kami berbondong bondong untuk shalat tarawih walopun kenyataanya kami cuman maen dan berlari lari kesana kemari di dalam mesjid.

saat-saat menjelang makan sahurpun suasananya tidak jauh beda,kami selalu kothekan keliling kampung untuk membangunkan para warga agar cepat-cepat makan sahur. memang sudah menjadi kebiasaan kami setiap bulan puasa kita selalu keliling kampung sambil memukul kenthongan,membangunkan orang-orang tidur.ah...andai saja Badan Kehormatan DPR tahu kami ahli "nggugah" orang tidur,tentu kami akan direkrut buat kerjasama agar anggota Dewan yang terhormat itu tidak pada telat atau pada tidur waktu sidang.

maka pada hari baik dan tanggal baik sesuai ramalan zodiak walopun kami tidak percaya dengan ramalan , kamipun melangkah menuju rumpun bambu yang lokasinya lumayan jauh,hingga melewati kampung sebelah karena disekitar kami tak ada sebatang bambupun dengan kualitas ekspor.

Gue,Udin,topik,sebut saja begitu (ya iyalah bukan nama sebenarnya..!! ) berjalan hampir setengah jam untuk sampai pada tempat yang di tuju,lokasinya lumayan sulit karena letaknya persis di pinggir sungai tapi dengan niat yang tulus dan hati yang bersih serta di jiwai semangat juang bung Tomo ketika merebut surabaya dari tangan belanda,maka sesulit apapun akan kami hadapi.

"sreeekkk.sreeek...sreeeekkk...grobyaaaag...djeeebuuurrrr..."

kalimat "grobyag" mudah-mudahan ini bisa menggambarkan bahwa pohon bambu yang tadi kami gergaji sudah tumbang, sedangkan kalimat "djeeebuuuurrr" ini suara teman kami si Udin yang tecebur ke sungai karena terpleset sesuatu.

"bhaahhaha....." kontan kami semua tertawa melihat salah satu dari teman kami basah kuyup,tiba-tiba..........

"hai....siapa yang menebang pohon bambuku?!!!" tiba-tiba terdengar suara dari balik semak pohon bambu. "bocah keparattt...awas kalian jangan lari.."

sungguh ini suasana yang di lematis ,sebab kalo kami tidak lari,kami harus siap dengan resiko yang bentuknya belum kami ketahuhi,tapi kalau kami lari pasti akan di teriaki maling.dalam kondisii seperti itu kami memilih alternatif yang pertama,yakni diam di tempat sesuai petunjuk komik kegemaran kami waktu itu yang berjudul "Petruk menghadapi sang penyamun" karangan TATANG.S

" bedebah kalian...berani beraninya mencuri bambuku,kalian belum pernah mengenal si preman kampung heh..! akulah orangnya..kalian mau aku jadikan perkedel..?!! " sambil mengepalkan tangan si preman kampung itu mengancam kami.


"..tapi kami bukan maling..." jawab salah satu dari kami

"..kalo mengambil punya orang tanpa permisi itu apa namanya..?! "

"..kami cuma ngambil sebatang,itu juga buat bikin kenthongan,bukankah sebentar lagi puasa.."

"..dasar bocah eiddiiiaaan,kamu menyambut bulan puasa dengan mencuri,puasa harus di sambut dengan tindakan yang baik,aku paling benci dengan orang yang menyambut bulan suci dengan tindakan tidak terpuji apalagi dengan kekerasan.."

"..kalo begitu lepaskan kami,bukankah menjelang puasa di larang berlaku kasar apalagi dengan anak-anak kecil seperti kami.."

akhirnya si preman kampung tadi melepaskan kami tampaknya ia berusaha konsekuen dengan ucapanya..

Popular Posts

close
Gabung Grup Facebook Kami