Persib Bandung tak sendirian ketika tampil lawan tuan rumah Arema di babak delapan besar Piala Indonesia di Stadion Kanjuruhan (18/7) mendatang. Sebab suporter fanatiknya, Viking berniat untuk datang ke Malang. Selain untuk mendukung Persib, kehadiran Viking sekaligus untuk klarifikasi terkait hubungannya dengan Aremania yang seolah sedang tidak harmonis. "Kami ingin kulo nuwun dulu ke Aremania, kalau diperbolehkan kami akan datang ke Malang," kata Heru Joko, ketua Viking kemarin.
Menurut Heru, sebenarnya antara Viking dengan Aremania selama ini hanya terjadi kesalahpahaman saja. Karena tidak pernah ada sejarah konflik di antara dua komunitas supporter itu. Namun fakta di kalangan bawah muncul opini bahwa Viking menjadi musuh dari Aremania. Opini ini yang membuat hubungan Viking dan Aremania menjadi renggang. "Kami dengan Aremania satu visi, kultur kami juga sama. Lantas apa alasannya kami tidak baik dengan Aremania," terang Joko.
Awalnya, Viking sudah melakukan koordinasi dan sepakat mengundang Aremania datang ke Bandung dengan asumsi Persib menjadi tuan rumah lebih dulu. Bahkan sejumlah aparat mulai kepolisian, TNI, dan bobotoh pun sudah siap menyambut baik kedatangan Aremania. Namun karena Persib yang harus ke Malang lebih dulu, maka Viking punya niatan mengawali datang ke Malang. "Asal Aremania memberikan izin, kami pasti ke Malang," tegas Heru.
Sementara itu Tembel, salah satu Aremania korwil stasiun mengatakan perlu mempertimbangkan dulu sebelum menerima atau menolak. Karena Aremania perlu melihat situasi dan kondisi di suporter bawah atau akar rumput. Karena untuk sementara ini pandangan Aremania terhadap Viking masih belum positif. "Kalau perwakilan saja masih mungkin. Tapi kalau dalam jumlah besar kami kira melihat situasinya dulu," ungkap Tembel kemarin.
Pria bernama asli Ponidi ini mengakui, awalnya Aremania dengan Viking memang tak pernah ada masalah. Namun entah siapa yang mengawali, Viking melalui lagu-lagu di kandang Persib selalu mengejek Aremania. Ini yang memancing antipati dari Aremania. Padahal, ungkap Tembel, ketika ratusan Viking datang ke Malang tahun lalu, Aremania telah memperlakukan dengan baik. "Jadi kami kira perlu dipertimbangkan dululah," tandas Tembel. (abm/jawapos)
Menurut Heru, sebenarnya antara Viking dengan Aremania selama ini hanya terjadi kesalahpahaman saja. Karena tidak pernah ada sejarah konflik di antara dua komunitas supporter itu. Namun fakta di kalangan bawah muncul opini bahwa Viking menjadi musuh dari Aremania. Opini ini yang membuat hubungan Viking dan Aremania menjadi renggang. "Kami dengan Aremania satu visi, kultur kami juga sama. Lantas apa alasannya kami tidak baik dengan Aremania," terang Joko.
Awalnya, Viking sudah melakukan koordinasi dan sepakat mengundang Aremania datang ke Bandung dengan asumsi Persib menjadi tuan rumah lebih dulu. Bahkan sejumlah aparat mulai kepolisian, TNI, dan bobotoh pun sudah siap menyambut baik kedatangan Aremania. Namun karena Persib yang harus ke Malang lebih dulu, maka Viking punya niatan mengawali datang ke Malang. "Asal Aremania memberikan izin, kami pasti ke Malang," tegas Heru.
Sementara itu Tembel, salah satu Aremania korwil stasiun mengatakan perlu mempertimbangkan dulu sebelum menerima atau menolak. Karena Aremania perlu melihat situasi dan kondisi di suporter bawah atau akar rumput. Karena untuk sementara ini pandangan Aremania terhadap Viking masih belum positif. "Kalau perwakilan saja masih mungkin. Tapi kalau dalam jumlah besar kami kira melihat situasinya dulu," ungkap Tembel kemarin.
Pria bernama asli Ponidi ini mengakui, awalnya Aremania dengan Viking memang tak pernah ada masalah. Namun entah siapa yang mengawali, Viking melalui lagu-lagu di kandang Persib selalu mengejek Aremania. Ini yang memancing antipati dari Aremania. Padahal, ungkap Tembel, ketika ratusan Viking datang ke Malang tahun lalu, Aremania telah memperlakukan dengan baik. "Jadi kami kira perlu dipertimbangkan dululah," tandas Tembel. (abm/jawapos)