Bloger Sukses Bisnis Online Shop untuk Fashion
Bloger Sukses Bisnis Online Shop untuk Fashion : Bila Anda tergolong aktif sebagai blogger, Anda tentu sering menemukan blog yang dijadikan online store untuk produk-produk fashion. Salah satunya adalah mygaragestore.blogspot.com. Tahun 2008, blog milik Galuh Agustia Sitompul (25) ini terpilih menjadi Best Service Online Shop dari Indonesia Online Shop (komunitas pemilih online shop). Ia mengalahkan sekitar 800 anggota IOS yang lain.
Prestasi ini boleh dibilang cukup baik, mengingat Galuh baru memulai bisnis online shop setahun sebelumnya. Ketika baru memasang jaringan internet di rumahnya, tahun 2007, Galuh hanya memakai internetnya sebatas untuk mengakses Multiply dan Friendster saja. Setelah "menguasai" situs blog dan jejaring sosial ini, Galuh baru terpikir untuk berbisnis melalui blog.
"Kebetulan waktu itu penjualan online asal Indonesia masih jarang. Kalau pun ada, harga produknya pasti mahal banget," ujar perempuan asal Bandung ini.
Barang pertama yang dijualnya adalah sepatu. Sejak dulu Galuh memang suka membuat sepatu sendiri. Bahkan blog pertama yang dibuatnya tahun 2007 itu diberi nama Shoe Maniac. Namun konsep bisnisnya saat itu masih mengikuti tren yang berlaku. Sementara Galuh sendiri lebih menyukai segala sesuatu yang bergaya vintage, dari pakaian, sepatu, hingga tas.
Untuk merealisasikan idealismenya, September 2007 ia mendesain online shop baru dengan nama Garage Store di jejaring blog Multiply. Belakangan ia mengganti domain-nya menjadi www.mygaragestore.blogspot.com. Supaya bisa fokus di blog ini, ia menutup blog Shoe Maniac-nya.
Seperti para pebisnis pemula lain, awalnya Galuh hanya menjual barang-barang tersebut pada teman-temannya sendiri. Kekuatan media online lah yang membuat pembeli produk Garage Store makin meluas. Pelanggannya yang paling banyak justru berasal dari luar Bandung, seperti Purwokerto, Solo, Batam, Jogja, Balikpapan, dan Aceh. Sayang, ia belum mampu melayani pesanan dari Papua.
"Ongkos kirim barangnya mahal sekali. Rp 100.000 per kilonya," kilah lulusan jurusan jurnalistik Universitas Padjadjaran, Bandung ini.
Galuh cukup paham mengenali karakter pelanggannya. Menurutnya, pembeli dari luar kota cenderung membeli dalam jumlah besar, sedangkan pembeli dari Jakarta biasa membeli per item, itu pun dengan sesi tawar-menawar lebih dulu.
Prestasi ini boleh dibilang cukup baik, mengingat Galuh baru memulai bisnis online shop setahun sebelumnya. Ketika baru memasang jaringan internet di rumahnya, tahun 2007, Galuh hanya memakai internetnya sebatas untuk mengakses Multiply dan Friendster saja. Setelah "menguasai" situs blog dan jejaring sosial ini, Galuh baru terpikir untuk berbisnis melalui blog.
"Kebetulan waktu itu penjualan online asal Indonesia masih jarang. Kalau pun ada, harga produknya pasti mahal banget," ujar perempuan asal Bandung ini.
Barang pertama yang dijualnya adalah sepatu. Sejak dulu Galuh memang suka membuat sepatu sendiri. Bahkan blog pertama yang dibuatnya tahun 2007 itu diberi nama Shoe Maniac. Namun konsep bisnisnya saat itu masih mengikuti tren yang berlaku. Sementara Galuh sendiri lebih menyukai segala sesuatu yang bergaya vintage, dari pakaian, sepatu, hingga tas.
Untuk merealisasikan idealismenya, September 2007 ia mendesain online shop baru dengan nama Garage Store di jejaring blog Multiply. Belakangan ia mengganti domain-nya menjadi www.mygaragestore.blogspot.com. Supaya bisa fokus di blog ini, ia menutup blog Shoe Maniac-nya.
Seperti para pebisnis pemula lain, awalnya Galuh hanya menjual barang-barang tersebut pada teman-temannya sendiri. Kekuatan media online lah yang membuat pembeli produk Garage Store makin meluas. Pelanggannya yang paling banyak justru berasal dari luar Bandung, seperti Purwokerto, Solo, Batam, Jogja, Balikpapan, dan Aceh. Sayang, ia belum mampu melayani pesanan dari Papua.
"Ongkos kirim barangnya mahal sekali. Rp 100.000 per kilonya," kilah lulusan jurusan jurnalistik Universitas Padjadjaran, Bandung ini.
Galuh cukup paham mengenali karakter pelanggannya. Menurutnya, pembeli dari luar kota cenderung membeli dalam jumlah besar, sedangkan pembeli dari Jakarta biasa membeli per item, itu pun dengan sesi tawar-menawar lebih dulu.