Beberapa wanita paruh baya tertidur pulas. Gerakan tubuhnya sangat terbatas. Hampir semuanya mengenakan kain sarung plus daster. Mereka adalah para wanita bersalin yang baru saja melahirkan.
Dari balik kamar yang hanya disekat kain, sesekali terdengar suara tangisan bayi, memecahkan keheningan siang itu. Saat Serambi menyambangi Ruang Seurunai 3 Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh kemarin, ruang itu terlihat sibuk.
Beberapa petugas medis juga siaga di meja piket. Pemandangan yang sama juga terlihat di setiap kamar di mana sejumlah bayi dan ibunya tertidur di atas bangsal. Sepintas tidak ada yang terlalu istimewa di antara para wanita ini dan bayi yang berada di samping mereka.
Hanya saja di antara sejumlah bayi itu, ada tiga bayi yang memberi kesan istimewa hari itu. Ketiganya lahir pertama kali pada hari Senin (31/11/2011) dan dianggap sebagai penduduk bumi ketujuh miliar. “Alhamdulillah senang rasanya. Persalinannya berjalan normal,” kata Aisyah.
Wanita 36 tahun ini bersama bayinya menempati kamar 6 C, Ruang Seurunai RSUZA. Aisyah merupakan satu dari tiga ibu yang melahirkan tepat pada Senin, 31 Oktober 2011. “Kami belum memberi namanya. Belum ada inspirasi lagi,” kata Aisyah. Saat ditemui ia ditemani seorang anaknya, Putri Yanti Elisa (18), siswi SMU Kutabaro, Aceh Besar.
Perempuan ini melahirkan bayi lelaki dengan bobot 30,15 gram, panjang 48 cm pada Senin pukul 09.00 WIB. Bayi ini merupakan anak ke-7 pasangan Aisyah dan Hasballah, warga Blang Bintang, Aceh Besar.
Bayi yang dilahirkan Aisyah merupakan satu dari sekian banyak bayi yang lahir di banyak negara di belahan dunia pada 31 Oktober 2011, dianggap sebagai penduduk bumi yang ketujuh miliar. Ini berdasarkan perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengingat populasi penduduk dunia saat ini telah mencapai 6,77 miliar dan pada 31 Oktober 2011 jumlah penduduk dunia akan tembus angka 7 miliar.
Angka itu bakal terus meningkat dengan prediksi menjadi delapan miliar pada tahun 2025 dan 10 miliar sebelum akhir abad ini. Ini untuk menyadarkan manusia bahwa dunia semakin penuh sesak. Beban bumi pun semakin berat. Dari jumlah 7 miliar orang di dunia, Indonesia adalah negara penyumbang pertambahan penduduk kelima terbesar di dunia.
Selain Aisyah dan bayinya, ada dua ibu yang juga melahirkan pada hari yang sama. Keduanya juga dianggap sebagai penduduk bumi yang ketujuh miliar. Bayi kedua tersebut juga laki-laki berbobot 31,35 gram, panjang 50 cm dengan waktu kelahiran pukul 06.30 WIB. Bayi ini sempat dalam posisi sungsang (bayi di depan pintu rahim berada dalam posisi kepala di atas).
“Tapi akhirnya proses kelahirannya berjalan normal. Saya bersyukur sekali,” kata Mairawati (28) saat ditemui Serambi di Kamar 6 A. Kini bayi yang merupakan anak ketiga pasangan Mairawati dan Faisal itu diberinama Oksa Hakiki.
“Dokter yang memberi namanya,” kata Mairawati, warga Lhong Raya, Banda Aceh. Sedangkan bayi ketiga lahir dari pasangan Rahmiati (26) dan Harmizal. Berbeda dari dua bayi sebelumnya, bayi ini berjenis kelamin perempuan dengan bobot 33,75 gram dan panjang 48 cm. Waktu kelahirannya pukul 07.55 WIB.
Proses kelahirannya menggunakan alat ekstraksi vakum. Bayi ini diberi nama Zakiah Asyura. “Tanggal lahirnya sama persis dengan anak saya yang pertama,” kata Rahmiati, warga Ateuk Jawo, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh dengan senyum sumringah.
Tidak seperti di Rusia yang bayi ke-7 miiarnya diberikan hadiah kue dan sertifikat, ketiga bayi di Aceh ini hanya disambut kegembiraaan dan rasa syukur oleh orangtua dan sanak-saudara sang bayi. “Semoga ia menjadi anak yang baik,” kata Rahmiati, ibunda dari bayi Zakiah Asyura.